Berbagai Penyebab dan Gejala Sifilis Yang Perlu Anda Ketahui

Berbagai Gejala dan Penyebab Sifilis Yang Perlu Anda Ketahui

Sifilis (Raja Singa)

Raja singa atau sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri. Gejala sifilis diawali dengan munculnya luka yang tidak terasa sakit di area kelamin, mulut, atau dubur.

Luka pada area kelamin yang menjadi gejala sifilis (sipilis) sering kali tidak terlihat dan tidak terasa sakit, sehingga tidak disadari oleh penderitanya. Meski demikian, pada tahap ini, infeksi sudah bisa ditularkan ke orang lain.

Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, sifilis dapat merusak organ otak, jantung, dan beberapa organ lain. Pada wanita hamil, infeksi juga berbahaya karena dapat menyebabkan kondisi janin tidak normal, bahkan kematian bayi. Oleh karena itu, semakin dini diagnosis dan pengobatannya, semakin mudah sifilis disembuhkan.

Berbagai Gejala dan Penyebab Sifilis Yang Perlu Anda Ketahui

Gejala Sifilis

Gejala sipilis atau sifilis digolongkan sesuai dengan tahap perkembangan penyakitnya. Tiap jenis sifilis memiliki gejala yang berbeda-beda. Berikut adalah penjelasannya:

  • Sifilis primer
    Sifilis jenis ini ditandai dengan luka (chancre) di tempat bakteri masuk. Seseorang dengan sifilis primer umumnya mengalami luka di tempat infeksi awal. Luka ini biasanya terdapat di sekitar alat kelamin, sekitar anus, atau mulut. Luka ini biasanya berbentuk bulat dan dinamakan chancre. Gejala raja singa akan muncul 2-4 hari setelah infeksi terjadi, termasuk chancre, yaitu saat bakteri masuk ke dalam tubuh. Sipilis jenis ini sering terasa pada alat kelamin, tetapi juga bisa dilihat di mulut atau rektum jika kedua bagian tersebut terlibat dalam aktivitas seksual. Umumnya, gejala sifilis ini akan sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu 1-5 minggu.
  • Sifilis sekunder
    Sifilis jenis ini ditandai dengan munculnya ruam pada tubuh. Dalam beberapa minggu setelah penyembuhan chancre yang asli, Anda mungkin akan mengalami ruam yang di sekujur tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki. Ruam ini biasanya tidak gatal dan dapat disertai dengan munculnya kutil di mulut atau area kelamin Anda. Beberapa orang dengan sifilis sekunder juga mengalami rambut rontok, nyeri otot, demam, sakit tenggorokan, hingga pembengkakan kelenjar getah bening. Seperti tahap pertama (primer), gejala-gejala di atas dapat hilang dengan sendirinya.
  • Sifilis laten
    Sifilis ini tidak menimbulkan gejala, tapi bakteri ada di dalam tubuh penderita. Sifilis laten terjadi di antara tahap kedua (sekunder) dan tahap ketiga (tersier). Pada tahap laten, Anda tidak mengalami gejala apa pun dari penyakit raja singa ini. Tahap laten ini bisa bertahan selama bertahun-tahun. Tanda dan gejala mungkin tidak akan pernah kembali lagi atau justru berkembang menjadi tahap keempat, yaitu sifilis tersier.
  • Sifilis tersier
    Sifilis ini dapat menyebabkan kerusakan organ lainnya otak, saraf, atau jantung. Sekitar 15-30% orang yang terinfeksi sifilis tetapi tidak diobati kemungkinan berisiko mengalami komplikasi yang dikenal dengan nama sifilis tersier. Tahap ke-4 dari gejala sifilis muncul 10-40 tahun setelah infeksi awal. Dalam tahap ini, sipilis akan merusak otak, saraf, mata, jantung, aliran darah, hati, tulang, dan otot.

Penyebab Sifilis

Raja singa atau sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum yang berbentuk spiral. Bakteri ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil, lecet, ruam pada kulit, atau melalui selaput lendir, yaitu jaringan dalam mulut atau kelamin.

Sifilis lebih banyak menular ketika berhubungan seksual dengan penderita. Selain hubungan seksual, penyebaran bisa terjadi melalui kontak fisik dengan luka yang ada di penderita atau menular dari ibu ke janin saat kehamilan dan persalinan.

Meski demikian, sipilis (sifilis) tidak bisa ditularkan melalui kontak dengan dudukan kloset, serta berbagi pemakaian baju atau peralatan makan dengan penderita. Penularan sifilis dapat terjadi saat penderita berada dalam tahap primer, sekunder, atau awal tahap laten.

Melihat cara penularannya, ada beberapa kondisi yang membuat seseorang berisiko tertular penyakit sipilis atau sifilis, yaitu:

  • Bergonta-ganti pasangan seksual
  • Berhubungan seksual tanpa kondom
  • Memiliki pasangan seksual penderita sifilis
  • Positif terinfeksi HIV

Kondisi ini tidak hanya berisiko pada seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis, tetapi juga bagi orang-orang yang melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis, misalnya kelompok lelaki seks lelaki (LSL) yang melakukan hubungan seksual secara oral atau anal.

Diagnosis Sifilis

Pada tahap awal pemeriksaan, dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien dan riwayat kesehatannya. Setelah itu, dokter akan memeriksa kondisi fisik, termasuk pemeriksaan organ kelamin. Untuk memastikan diagnosis, dokter dapat melakukan pemeriksaaan penunjang dengan :

  • Tes Darah : Tes darah bisa mendeteksi adanya antibodi yang dihasilkan oleh tubuh untuk melawan bakteri sifilis. Untuk memeriksa antibodi sifilis, dokter akan melakukan tes rapid plasma regain (RPR) dan venereal disease research laboratory (VDRL).
  • Pemeriksaan Sampel : Luka Jika terdapat luka di tubuh penderita, dokter akan mengambil sedikit cairan dari luka sebagai sampel untuk dianalisJika pemeriksaan tersebut menunjukkan hasil positif, penderita dapat dipastikan mengalami sifilis.

Pada kondisi ini, penderita memerlukan pemeriksaan lebih detail untuk menentukan langkah pengobatan selanjutnya. Pemeriksaan sifilis atau raja singa juga perlu dilakukan pada wanita hamil dan orang yang berisiko tinggi terkena infeksi ini.

Pengobatan  Sifilis

Pengobatan siflis atau raja singa ini akan lebih efektif jika dilakukan ketika tahap awal. Sifilis dapat diatasi dengan antibiotik penisilin.  Selama masa pengobatan, penderita dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seks, sampai dokter memastikan infeksi sudah sembuh.

Pencegahan Sifilis

Penularan sifilis dapat dicegah dengan perilaku seks yang aman, yaitu setia pada 1 pasangan seksual atau menggunakan kondom. Selain itu, pemeriksaan atau skrining terhadap penyakit sifilis atau sipilis ini juga perlu dilakukan secara rutin pada orang-orang yang memiliki faktor risiko tinggi mengalami penyakit ini.

Related posts