10 Penyebab BAB Berdarah Yang Perlu Diwaspadai

10 Penyebab BAB Berdarah Yang Perlu Diwaspadai

Buang air besar (BAB) berdarah, adalah kondisi ketika terdapat darah dalam feses. Kondisi ini merupakan gejala adanya perdarahan di saluran pencernaan. BAB berdarah dapat mengakibatkan kondisi medis yang serius dan berakibat fatal. Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter bila terlihat ada darah dalam feses.

10 Penyebab BAB Berdarah Yang Perlu Diwaspadai

Penyebab dan Gejala BAB Berdarah

Di bawah ini akan dijelaskan masing-masing kondisi beserta gejala dan penyebabnya.

1. Perdarahan Saluran Pencernaan Atas

Perdaraan saluran pencernaan atas yang cukup sering terjadi adalah perdarahan dari struktur anatomi proksimal ke ligamen Treitz, ligamen yang masih menjadi bagian dari usus dua belas jari.

Untuk memastikan apakah Anda mengalami perdarahan saluran pencernaan bagian atas, dokter biasanya perlu melakukan endoskopi. Namun, sebelum endoskopi, dokter biasanya akan terlebih dulu melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, serta berbagai tes penunjang, seperti pemeriksaan darah dan rontgen. Setelah tindakan resusitasi seperti stabilisasi jalan napas atau transfusi darah, pasien dengan perdarahan saluran pencernaan atas yang serius memerlukan pembedahan.

2. Fisura Ani

Fisura ani adalah robekan yang terjadi pada dinding anus. Kondisi ini dapat menjadi penyebab BAB berdarah. Tak hanya pada orang dewasa, fisura ani juga dapat pada bayi. Robekan yang terjadi pada fisura ani biasanya disebabkan oleh sembelit atau BAB yang besar dan keras.

Untungnya, fisura ani biasanya sembuh dengan sendirinya. Tindakan pelunakan feses dan penggunaan petroleum jelly atau krim lain dapat membantu meredakan nyeri dan ketidaknyamanan.

3. Polip

Istilah polip usus sebenarnya merujuk pada tonjolan apa pun yang muncul di usus. Ada beberapa jenis polip yang dapat dibedakan dari bentuk dan histologinya. Polip adenomatosa adalah jenis polip usus yang cukup umum terjadi, yakni mempengaruhi sekitar 25 persen orang dewasa berusia 50 tahun ke atas.

Kondisi polip usus perlu diwaspadai. Pasalnya, kebanyakan kasus kanker kolorektal berevolusi dari polip adenomatosa. Untungnya, dengan kemajuan dalam pengobatan, polip adenomatous non-metastasis dapat direseksi atau diangkat dengan pembedahan, dan kemoterapi dapat diberikan untuk membatasi potensi penyebaran. Kanker kolorektal dapat diobati jika terdeteksi lebih awal, itulah sebabnya semua orang yang berusia 50 tahun ke atas harus menjadwalkan pemeriksaan kolonoskopi, sigmoidoskopi, dan sebagainya secara teratur.

4. Wasir

Wasir atau ambeien terjadi ketika pembuluh darah sekitar anus membengkak dan pecah dan akhirnya menimbulkan perdarahan. Wasir dapat menyerang siapa saja dari segala usia tetapi sering dikaitkan dengan beberapa faktor risiko, termasuk :

  • Kehamilan
  • Sembelit kronis dan mengejan
  • Diare kronis
  • Mengejan saat BAB atau duduk di toilet terlalu lama
  • Kegemukan
  • Rendah serat atau diet tidak seimbang
  • Penuaan

Selain BAB keluar darah, wasir dapat dikenali dengan gejala lain berupa benjolan, rasa gatal, maupun nyeri atau tak nyaman di sekitar anus.

Beruntungnya, wasir biasanya merespons baik terhadap krim dan supositoria rektal yang dijual bebas di apotek yang mengandung hidrokortison. Sering mandi air hangat, makan makanan tinggi serat, dan menggunakan pelunak feses juga dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan wasir. Jika perawatan awal gagal, dokter mungkin perlu melakukan operasi kecil untuk mengangkat wasir.

5. Angiodisplasia

Jika penyebab tinja berdarah tidak jelas, kemungkinan disebabkan oleh angiodisplasia atau malformasi vaskular usus. Angiodisplasia pada umumnya berhubungan dengan penyakit ginjal stadium akhir, penyakit von Willebrand, dan gagal ginjal stadium akhir. Bergantung pada lokasinya, angiodisplasia dapat diobati dengan obliterasi endoskopik. Perawatan lain yang bisa dilakukan, yakni termasuk terapi hormon, transfusi darah berkala, dan suplemen zat besi. Untungnya, pada kebanyakan orang, angiodisplasia dapat hilang dengan sendirinya.

6. Inflammatory Bowel Disease (IBD)

Penyakit radang usus atau inflammatory bowel disease (IBD) adalah istilah umum untuk penyakit autoimun yang menyebabkan radang usus. Penyakit ini dapat menjadi penyebab BAB berdarah. Dua jenis IBD yang paling umum adalah penyakit Crohn dan kolitis ulserativa Terapi atau perawatan untuk IBD melibatkan pengobatan, termasuk steroid dan peningkat kekebalan tubuh, serta kemungkinan pembedahan apabila diperlukan. Namun, berkat perkembangan obat baru-baru ini, jumlah pasien yang memerlukan pembedahan untuk IBD telah menurun secara signifikan.

7. Kanker Kolorektal

Kanker kolorektal adalah kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon) atau pada bagian paling bawah dari usus besar yang terhubung ke anus (rektum). Berkat deteksi dan pengobatan dini, jumlah kematian akibat penyakit kolorektal dilaporkan sempat mengalami penurunan hingga 25 persen selama beberapa tahun terakhir. Pada kasus kanker kolorektal, BAB keluar darah bisa menjadi indikasi awal adanya penyakit berbahaya ini.

8. Penyakit Divertikular

Ada dua jenis penyakit diverticular, yakni divertikulosis dan divertikulitis. Keduanya dapat muncul dengan disertai nyeri dan dapat menyebabkan darah pada tinja. Divertikulosis terjadi ketika kantong atau divertikula (divertikulum tunggal) terbentuk di usus besar.

Divertikula ini tumbuh dari kelemahan pada dinding kolon dan terkadang tumbuh hingga beberapa sentimeter. Meskipun secara klasik dikaitkan dengan diet rendah serat, penyebab pasti dari divertikula tersebut tidak diketahui. Pendarahan dari divertikula dapat dihentikan selama endoskopi atau operasi perut. Ketika divertikula terinfeksi, kondisi divertikulitis terjadi. Divertikulitis dapat diobati dalam pengaturan rawat inap atau rawat jalan, dan antibiotik mungkin diperlukan. Jika pembedahan dianggap perlu, dokter biasanya menunggu sampai infeksi telah diobati terlebih dahulu.

9. Kolitis Iskemik

90 persen dari semua kasus kolitis iskemik terjadi pada orang tua. Kondisinya bisa akut atau kronis. Kondisi penyebab BAB berdarah ini terjadi saat aliran darah ke usus besar tidak memadai akibat terjadi pembekuan darah atau sumbatan bekuan darah atau penyempitan dan pengerasan pembuluh darah. Selain darah di tinja, kolitis iskemik juga bisa muncul sebagai diare, keinginan BAB yang sulit ditahan, sakit perut, hingga muntah-muntah

10. Melena

Melena disebabkan oleh perdarahan pada saluran pencernaan bagian atas. Kondisi yang dapat menimbulkan perdarahan saluran pencernaan bagian atas, antara lain:

  • Pecah varises esofagus. Varises esofagus adalah pelebaran pembuluh darah vena di area esofagus (kerongkongan).
  • Gastritis. Gastritis merupakan peradangan pada lapisan pelindung di lambung.
  • Tukak lambung. Tukak lambung adalah luka yang terbentuk di permukaan dalam dinding
  • Kanker lambung. Kanker lambung adalah kondisi yang ditandai dengan pertumbuhan sel kanker pada dinding lambung.
  • Sindrom Mallory-Weiss. Kondisi ini ditandai dengan robekan pada jaringan di area kerongkongan yang berbatasan dengan lambung.

Gejala melena adalah feses yang berwarna gelap seperti aspal, serta bertekstur lunak dan lengket. Feses yang berwarna gelap disebabkan oleh bercampurnya darah dengan asam lambung, enzim, atau bakteri di usus besar, sebelum keluar bersama feses. Melena dapat disertai muntah darah, tubuh terasa lelah, pusing dan pingsan.

Diagnosis BAB Berdarah

Dokter dapat mendiagnosis BAB berdarah dengan melihat langsung feses pasien atau melalui pemeriksaan colok dubur. Dokter juga akan memastikan kondisi pasien dalam keadaan stabil dengan memeriksa tanda vital, yaitu frekuensi napas, denyut nadi, suhu tubuh, serta tekanan darah. Untuk memastikan penyebab dari BAB berdarah, dokter akan menjalankan pemeriksaan lanjutan berupa:

  • Endoskopi. Endoskopi adalah tindakan memasukkan selang elastis yang dilengkapi kamera (endoskop) ke dalam tubuh pasien. Tergantung bagian tubuh yang akan diperiksa, dokter dapat memasukkan endoskop melalui mulut (gastroskopi), atau melalui dubur (kolonoskopi). Dokter juga dapat mengambil sedikit sampel jaringan (biopsi) untuk diperiksa di laboratorium, ketika melakukan endoskopi. Selain menggunakan alat berbentuk selang, endoskopi dapat dilakukan dengan menelan kapsul berisi kamera kecil. Kamera tersebut akan mengambil gambar saluran pencernaan, kemudian mengirim gambar tersebut ke alat perekam yang ada di luar tubuh.
  • Foto Rontgen dengan kontras barium. Dokter akan meminta pasien meminum cairan kontras atau pewarna berbahan barium. Barium akan membantu dokter untuk melihat saluran pencernaan lebih jelas dalam foto Rontgen.
  • Angiografi. Angiografi adalah pemeriksaan foto Rontgen yang didahului suntik cairan kontras ke pembuluh darah. Cairan kontras akan membantu dokter melihat dengan lebih jelas pembuluh darah yang dicurigai mengalami perdarahan.
  • Pemeriksaan radionuklir. Pemeriksaan radionuklir dilakukan dengan menyuntikkan cairan radioaktif ke pembuluh darah, kemudian dokter akan memonitor aliran darah pasien melalui kamera khusus.
  • Laparotomi. Laparotomi adalah prosedur pembedahan dinding perut, guna melihat sumber perdarahan, langsung dari dalam perut.

Pengobatan BAB Berdarah

Pengobatan BAB berdarah tergantung dari banyaknya darah yang keluar dan penyebab yang mendasarinya. Pengobatan ditujukan untuk mengatasi kekurangan darah atau anemia, menghentikan perdarahan, serta mencegah perdarahan kembali terjadi.

Pada perdarahan skala sedang hingga berat, hematochezia dapat menimbulkan tekanan darah rendah, pusing, hingga syok. Pasien dengan gejala tersebut harus segera diberikan cairan pengganti melalui infus dan transfusi darah.

Kemudian untuk menghentikan perdarahan, dokter akan menjalankan endoskopi. Selain digunakan untuk menentukan penyebab dan lokasi perdarahan, endoskopi juga dapat dimanfaatkan untuk mengatasi perdarahan melalui beberapa metode berikut ini:

  • Electrocauterization. Prosedur ini menggunakan arus listrik untuk membakar jaringan atau pembuluh darah yang menyebabkan perdarahan.
  • Band ligation. Prosedur ini dilakukan dengan mengikat wasir atau varises esofagus yang membengkak. Tindakan ini akan menghambat aliran darah yang menimbulkan perdarahan.
  • Endoscopic intravariceal cyanoacrylate injection. Dalam prosedur ini, dokter akan menyuntikkan zat khusus, yaitu cyanoacrylate, di area yang mengalami perdarahan. Cyanoacrylate adalah perekat sintetis yang dapat menghentikan perdarahan.

Selain melalui endoskopi, dokter bedah dapat melakukan tindakan operasi untuk menghentikan perdarahan secara langsung. Terdapat juga teknik embolisasi, yaitu memasukkan material khusus ke dalam pembuluh darah melalui kateter untuk menghentikan perdarahan.

Setelah BAB berdarah teratasi, dokter akan mengobati penyebab yang mendasarinya agar BAB berdarah tidak kembali terjadi. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:

  • Pola diet. Dokter akan menyarankan konsumsi makanan berserat, seperti buah dan sayur. Bila diperlukan, dokter akan memberikan suplemen berserat untuk melunakkan feses.
  • Pemberian obat-obatan, seperti:
    • Antibiotik
    • Obat penurun produksi asam lambung
    • Obat kemoterapi
    • Obat imunosupresif
    • Obat penghambat TNF (tumor necrosis factor)
    • Penghambat beta.
  • Tindakan medis. Contohnya adalah kolostomi untuk mengobati kanker kolon, dan radioterapi untuk mengobati kanker lambung.

Tahapan pengobatan BAB berdarah melibatkan prosedur medis hingga pemberian obat-obatan yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk memiliki asuransi kesehatan mulai sekarang sehingga kendala biaya bisa teratasi.

Pencegahan BAB Berdarah

Berikut ini adalah upaya yang dapat Anda lakukan untuk mencegah timbulnya BAB berdarah:

  • Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang
  • Rutin berolahraga
  • Menjaga berat badan ideal
  • Berhenti merokok
  • Rutin memeriksakan tekanan darah dan kolesterol
  • Jaga area dubur tetap kering
  • Bersihkan dubur dengan air hangat dan sabun yang lembut
  • Minum banyak air
  • Hindari mengejan terlalu keras saat BAB
  • Tidak menunda BAB bila sudah terasa
  • Jangan duduk terlalu lama di permukaan yang keras.

Bila BAB berdarah yang Anda alami cukup parah, dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk menjalani rawat inap selama 1-2 hari di rumah sakit. Selain itu, pengobatan dari dokter bisa saja mengharuskan Anda mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

Sebagai langkah pencegahan, mari lindungi diri Anda dengan memiliki asuransi kesehatan yang dilengkapi dengan layanan chat gratis bersama dokter spesialis. Dengan memiliki produk ini, maka Anda bisa berkonsultasi kapan saja dan di mana saja dengan dokter.

Related posts