5 Resiko dan Kiat Sukses Cara Bisnis Rongsok Bagi Pemula

Kiat Sukses Cara Bisnis Rongsok Bagi Pemula dan Resikonya

Meski terkesan kumuh dan murahan, nyatanya cara bisnis rongsok bagi pemula yang dilakukan dengan tepat bisa menghasilkan omset ratusan juta.

Bila Anda ingin mencobanya, simak ulasan ini sampai selesai. Sebab kami akan membahasnya secara detail dan komprehensif.

Read More

Sudah banyak sekali kisah sukses pengusaha rongsokan yang ada di Indonesia. Bahkan ada bos rongsokan yang sudah berhasil membangun sebuah istana.

Melihat kesuksesan ini, tentu banyak orang bertanya. Sebenarnya bagaimana cara mengubah barang yang rusak, tak terpakai, dan seolah tak berharga menjadi sesuatu yang menguntungkan bak berlian. Jadi mahal, bisa mencukupi seluruh kebutuhan hidup, dan lebih-lebih.

Begini kiat sukses cara bisnis rongsok bagi pemula yang bisa Anda coba!

“Mencoba bisnis”, meski tag line-nya seperti ini nyatanya untuk memulainya kita tidak boleh benar-benar hanya coba-coba. Lebih dari itu, kita harus mengerjakannya dengan sungguh-sungguh agar menghasilkan.

begini kiat sukses cara bisnis rongsok bagi pemula yang bisa anda coba

Maka dari itu, sebelum membaca lebih jauh mengenai trik sukses bisnis rongsokan ini, silakan mantapkan hati dan pikiran. Siapkan tenaga dan keuangan. Mari mulai dengan penuh rasa percaya diri dan keyakinan.

Itulah bekal utamanya. Jika Anda sudah siap, maka silakan baca ulasan di bawah ini:

Kenali jenjang karir (mata rantai bisnis rongsokan)

Sebelumnya, Anda perlu tahu dulu bahwa di usaha rongsok itu ada jenjang karirnya atau oleh orang umum disebut mata rantai.

Anda bisa memilih menjadi:

  1. Seorang pemilik rongsok yang menjual rongsokan (tangan pertama).
  2. Pengumpul rongsok yang biasanya berkeliling mencari rongsokan di rumah-rumah dengan cara membeli atau mencari langsung di tempat pembuangan sampah.
  3. Pengepul yang mendapatkan rongsokan langsung dari para pengumpul dan didistribusikan ke pabrik-pabrik yang mendaur ulang benda bekas.

Dengan mengetahui ini, paling tidak Anda bisa menghitung berapa penghasilan masing-masing jenjang karir di atas. Mana yang lebih menguntungkan sekiranya dilakukan dengan serius.

Fokuslah jadi usaha pengepul rongsok

Sebenarnya, Anda memang bisa memilih salah satu dari 3 pilihan di atas, mau hanya jadi pemilik rongsokan saja, jadi pengumpul, atau pengepul. Tapi saran kami, baiknya jadi pengepul saja bila memang ingin sukses.

fokuslah jadi usaha pengepul rongsok

Sebab dari banyak kisah sukses yang ada di Indonesia. Kebanyakan mereka adalah pengepul yang mengambil barang langsung dari pada pengumpul benda-benda tak terpakai.

Dengan menjadi pengepul, Anda akan membeli langsung dari pengumpul barang bekas yang sedang membutuhkan uang. Juga akan menjualnya langsung ke pabrik-pabrik atau pengepul yang lebih besar.

Artinya, Anda bisa leluasa menentukan seberapa besar profit margin yang akan diambil.

Siapkan modal, kenali para pengumpul dan pengguna rongsokan yang akan mendaur ulang barang-barang bekas.

Selain itu, keahlian lain yang Anda butuhkan adalah komunikasi. Bagaimanapun, Anda akan menjadi jembatan antara beberapa pengumpul dan perwakilan dari pihak pabrik yang mengambil barang bekas dari Anda.

Siapkan tempat penampungan

Selain modal uang dan keahlian dalam berbicara, Anda juga harus menyiapkan lokasi untuk penampungan. Sebaiknya pilih tempat yang mudah diakses agar distribusi barang bisa dilakukan dengan mudah dan cepat.

Sebab bila diperhatikan, meskipun pemulung mengantarkan rongsokan dengan memakai motor. Isian bagian belakangnya tetap membutuhkan dimensi jalan yang cukup luas agar bisa bergerak.

Selain itu, akses jalan yang luas juga akan memudahkan Anda untuk mengangkut barang ke pihak pengguna menggunakan mobil.

Kenali dengan baik jenis, harga, dan kategori dari rongsokannya

Untuk menjadi pebisnis apapun, Anda harus mengenali produk apa yang jadi obyeknya. Tak terkecuali rongsokan.

Oleh karena itu, cara bisnis rongsok bagi pemula berikutnya adalah dengan mengenali barang apa saja yang bisa didaur ulang, berapa harganya, apa saja jenisnya, dan masuk kategori apa.

Sebagai contoh, berikut ini adalah beberapa jenis rongsok yang ada di Indonesia:

  1. Besi.
  2. Aluminium
  3. Baja.
  4. Kaca.
  5. Plastik kresek.
  6. Plastik atom.
  7. Botol plastik
  8. Kertas.
  9. Kardus.
  10. Karton.

Masing-masing benda bekas di atas memiliki harga yang berbeda per kilonya. Jadi, jangan sampai disamaratakan.

Selain itu, Anda juga harus bisa memilih mana barang yang masih bisa didaur ulang. Mana yang sudah tergolong sampah dan benar-benar harus dibuang.

Misalnya karton, ada yang kadang didapatkan dalam kondisi basah dan hancur. Karton semacam ini tidak bisa diterima begitu saja.

Pilihlah mitra dengan manajemen bisnis rongsokan yang baik

Sebagai pengepul barang rongsok, Anda harus punya mitra yang bisa dipercaya. Mereka adalah para pemulung atau pengumpul barang bekas.

Anda harus menjalin hubungan baik dengan pemulung yang menyetorkan barangnya. Jalin komunikasi yang baik.

Agar mereka loyal menyetorkan rongsok itu secara terus menerus, pastikan bahwa harga yang Anda berikan pada mereka tidak rendah. Tetap kompetitif sehingga usaha mereka juga dihargai dengan baik.

Coba mengolah sendiri barang bekasnya

Ketika sudah mendapatkan barang bekas, Anda bisa memilih mana yang masih bisa diolah sendiri, mana pula yang bisa disetorkan ke pabrik.

Bila masih ada yang bisa diolah sendiri. Olahlah hingga menghasilkan hasil kreasi yang bisa dijual lagi. Misalnya dijadikan tas, baju-baju dari benda bekas daur ulang, dll.

Jika Anda memilih peluang usaha ini, maka selain uang, keahlian berkomunikasi, dan tempat untuk memulai usaha, Anda juga butuh promosi produk.

Tak hanya itu, sebelum membuat kreasi, rasanya perlu juga riset dulu untuk mengidentifikasi kebutuhan pasar agar produk laku terjual.

Pemilik usaha pengepul rongsok yang sukses

Berikut ini adalah beberapa pengusaha sukses yang meraup keuntungan ratusan juta dengan penjadi pengepul rongsok:

Haji Ali

Warga Jakarta yang memulai bisnis dengan modal Rp 5.000.000,-. Kini omsetnya sudah mencapai Rp 300.000.000,-. Beliau adalah mantan karyawan swasta yang nekat resign untuk membuka usaha. Sebelum terjun ke bisnis rongsok, pria ini sempat berjualan bakso keliling hingga warung kopi.

Kadmiri

Seorang warga bernama Kadmiri memulai usaha ini dengan modal 15 juta yang dia pinjam dari perusahaan pembiayaan syariah. Pria ini sukses mengelola uang 15 juta tersebut hingga menjadi usaha yang sudah beranak pinak.

Kini dia tak hanya mengelola bisnis barang bekas saja, tetapi juga usaha peternakan kambing yang juga berkembang cukup pesat di daerahnya.

Dari bisnis awalnya yang hanya barang bekas, dia sudah bisa membeli 2 petak tanah, 1 unit mobil, dan mempekerjakan setidaknya 9 karyawan.

Nah, nasehat yang bisa dipetik dari dua cerita di atas untuk diterapkan sebagai cara bisnis rongsok bagi pemula adalah kerja keras, tekun, coba lagi terus kalau gagal, dan kembangkan jika sudah sukses di satu bisnis.

Resiko bisnis rongsokan

Meskipun penghasilannya sangat besar hingga banyak yang sukses menekuninya, faktanya ada saja orang yang menyerah melakukan usaha ini. Untuk itu, sebelum memulainya Anda harus tahu beberapa resiko bisnisnya agar bisa mencari solusinya dengan mantap.

resiko bisnis rongsokan

Berikut ini risiko bisnis barang bekas yang harus Anda tahu:

  1. Pada awal buka, Anda perlu mencari margin yang kecil agar bisa bersaing.
  2. Bersiaplah dengan pelanggan yang tak tetap. Baik dari segi pengumpul maupun pengguna.
  3. SDM pekerja dengan attitude tidak baik. Misalnya mereka yang sering mengambil barang sortiran sedikit demi sedikit tanpa diketahui.
  4. Usaha ini tidak kenal musim karena terus ada. Kerugian biasanya akan meningkat di musim hujan. Khususnya pada opsi barang bekas kertas, kardus, atau semacamnya.
  5. Harus siap dicap fakir.

Meski cara bisnis rongsok bagi pemula sudah banyak dibuktikan dan berhasil, faktanya stigma masyarakat mengenai pemulung dan pengepulnya tak berubah. Mayoritas masih menganggap bahwa mereka yang memulai bisnis ini adalah kaum fakir.

Tapi tetaplah semangat, “tak apa dicap fakir asalkan rezeki mengalir”.

Related posts